Senin, 22 April 2013

Perilaku Bayi Baru Lahir


DSC00493Istri Saya setiap hari bingung, “Pa, kok anak kita melihat ke atas terus, jangan-jangan entar juling.” begitu katanya, panik. Ya memang buah hati kami hampir berusia 2 bulan. Ia sering tersenyum sendiri, kadang tertawa, berteriak, gumoh, kaget, bersin, menggeliat, seperti bayi pada umumnya. Saya sendiri tidak panik karena menurut saya itu adalah keadaan normal dari tingkah laku bayi yang baru lahir. Nah berikut ini saya posting artikel dari tabloid nakita.

Kita tak perlu takut atau khawatir dengan perilaku si kecil yang baru lahir. Selama tak berlebihan, berarti wajar.
Jadi, normal saja, ya, Bu-Pak, kalau bayi baru lahir suka terkaget-kaget selagi tidur atau tersedak kala menyusu, misal. Namun tentunya, perilaku-perilaku tersebut akan berbeda antara bayi yang lahir normal dan sehat dengan bayi yang tak sehat atau tak normal.
Yang jelas, kata dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA. dari Subbagian Neonatologi, Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta, sejauh perilaku bayi masih dalam batas normal atau terjadi hanya sekali-kali saja, tak masalah. Tapi jika ada perilaku yang berlebihan atau keseringan dan terus-terusan, harus diwaspadai. “Mungkin saja ada sesuatu pada diri si bayi. Sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk penanganan selanjutnya. Apalagi usia bayi masih sangat rentan,” tuturnya. Nah, berikut ini beberapa perilaku bayi baru lahir yang bisa diamati.

> Menangis
Begitu lahir, bayi harus menangis. Ini merupakan reaksi pertama yang bisa dilakukan. Dengan menangis, otomatis paru-parunya berfungsi. Paru-paru akan membuka dan mengisap oksigen. Selain itu, menangis juga sebagai reaksi dari perubahan yang dialami si bayi. Ketika di kandungan, ia merasakan kehangatan dan kenyamanan; ia merasa terlindungi. Suasana di rahim pun gelap. Sementara begitu lahir, ia merasakan udara luar yang dingin dan ada cahaya terang. Perubahan ini disikapinya dengan menangis.
Itu sebab, jika setelah lahir bayi tak menangis, berarti tak normal. Biasanya, ia mengalami asfiksia, yaitu kurang masukan oksigen ke dalam tubuhnya.
Bahayanya, otak pun akan kekurangan oksigen hingga dapat merusak otak. Kejadian ini biasanya berkaitan dengan keadaan sejak di kandungan. Maka itu, bila ada sesuatu dengan kandungan ibu yang bermasalah, harus segera mendapat penanganan yang adekuat dan benar dari ahlinya. Ini untuk menghindari, salah satunya kejadian bayi tak menangis.
Ketika bayi menangis, anggota geraknya pun ikut aktif. Tangisan bayi yang sehat bila suaranya keras, bukan merintih atau melengking. Jika suara tangisannya merintih/melengking, pertanda ada sesuatu pada si bayi atau ia sakit.
Menangis pada bayi juga merupakan ungkapan ekspresinya. Bayi akan menangis lantaran minta perhatian, lapar, basah popoknya karena BAB/BAK, atau lainnya. Jadi, bayi menangis tak selalu berarti lapar.

> Kaget
Bayi akan bereaksi seperti kaget. Ini merupakan refleks naluriah. Sejauh refleks ini tak berlebihan terjadinya, tak masalah. Bila ia kaget, biasanya tubuhnya bergerak semua. Gerakannya itu harus simetris semua, tak hanya sebagian tubuhnya saja yang bergerak. Kalau tidak, harus dicurigai ada sesuatu di otaknya. Segera periksakan ke dokter.
Gerak refleks ini bisa karena ia melihat cahaya yang menyilaukan atau lantaran ia sudah bisa mendengar suara/bunyi yang mengagetkannya. Itu sebab, jika bayi sedang tidur, biasanya orang di sekitarnya diminta untuk tak terlalu berisik.
Refleks ini masih boleh ada sampai usia 5 bulan. Jika setelah itu masih tetap ada, berarti tak normal, ada sesuatu pada diri si bayi hingga mesti dicari penyebabnya. Kemungkinan ada kerusakan di otaknya.

> Bersin
Jika sesekali atau tak berlebihan, wajar saja. Sebenarnya, bersin pertanda ia ingin mengeluarkan sesuatu/kotoran dari hidungnya. Lagi pula hidung bayi itu sensitif; dengan bersin, lubang hidungnya dibersihkan. Jadi, bersin merupakan reaksi bayi untuk pertahanan tubuhnya. Selain itu, bersin bisa juga karena ia terekspos udara dingin.
Jadi, bersin tak selalu berarti bayi akan flu. Tapi jika keseringan, misal, tiap jam bersin, memang bisa jadi pertanda si bayi sakit. Mungkin ketularan pilek dari ibunya.
Karena itu, untuk menghindarinya dari sakit, jangan sering-sering menciumi si bayi. Bila di rumah ada orang dewasa yang sedang sakit, sebaiknya tak mencium bayi dan harus menggunakan masker.

> Mengisap
Refleks ini merupakan refleks paling primitif untuk mempertahankan hidup. Lapar atau tidak, bila kita taruh jari di mulutnya, ia akan mencari dan membuka mulutnya dan jari tersebut akan diisapnya. Kemampuan inilah yang membuatnya bisa menyusu dan mendapatkan makanan.
Bila usia kehamilan ibu 34 minggu ke atas dan bayi dilahirkan di usia itu, sudah ada refleks mengisapnya. Jika refleks ini tak ada, berarti si bayi sakit, apakah infeksi atau sakit berat lainnya, semisal ada kerusakan otak hingga pusat yang mengatur refleksnya tak berfungsi.
Refleks mengisap akan terus ada sampai dewasa. Maka itu, adakalanya anak usia setahun pun masih suka mengisap ibu jarinya.

> Tersedak
Normalnya di tenggorokan ada jalan napas dan jalan makanan atau kerongkongan. Jika bayi sedang minum/makan, jalan napasnya akan menutup. Pada bayi normal, lahir cukup bulan, dan sehat, ia punya refleks otomatis seperti itu. Jadi, bila kebanyakan minum, ia akan berhenti dulu, tak akan gelagapan tersedak sampai masuk ke paru-paru. Bayi bisa mengatur seberapa banyak harus mengisapnya. Jadi, jarang bayi tersedak.
Jika hanya sekali-kali tersedaknya tak apa-apa, asalkan jangan sampai masuk ke jalan napas dan menyebabkannya biru. Bila sampai tersedak pun ia punya refleks untuk membatukkan. Kecuali jika bayi dicekoki, kebanyakan bisa tersedak.
Pada bayi yang menyusu ASI, tak mungkin tersedak karena bayi mengisap dan memompa ASI sesuai isapannya. Tersedak justru lebih sering terjadi pada bayi yang minum susu botol. Terutama karena posisi dalam memberikan susu botol yang mungkin tak benar/tak hati-hati. Selain itu, susu akan menetes terus dari dotnya hingga bayi sulit mengatur isapannya. Akibatnya, jika kebanyakan netesnya, ia jadi gelagapan. Maka itu, dalam menyusui bayi, mata ibu tak boleh ke mana-mana, harus memperhatikan dengan baik apakah si bayi mengisapnya dengan enak atau tidak. Bila si bayi tersedak, hentikan dulu menyusunya, lalu angkat dan sendawakan.
Ada kelainan pada bayi yang membuatnya sering tersedak, misal, refleks isapnya tak ada karena ia sakit berat dan badannya lemah. Sebab, refleks tersebut akan timbul jika si bayi sehat. Karena refleksnya itu tak ada lalu dipaksa, hingga membuatnya tersedak. Seharusnya bayi-bayi seperti ini dipasangkan selang dari mulut ke lambungnya.
Bayi juga bisa tersedak karena kelainan anatomis, misal, fistula esophagus (ada lubang antara jalan napas dan jalan makan). Jadi, makanan/minuman yang masuk, sebagian masuk ke paru-paru hingga membuatnya tersedak. Kelainan ini harus diperbaiki dengan operasi.

> Mengeluarkan air liur
Air liur diproduksi terus dan harus ditelan. Jika air liur keluar dari mulutnya hanya sekali-kali/tak berlebihan, itu normal. Nanti juga lama-lama hilang sendiri sejalan pertambahan usianya. Tapi, jika air liur sudah terlalu banyak dan berlebihan, berarti ada penyakit. Misal, ada atresia esophagus (buntunya saluran kerongkongan), hingga bayi tak bisa menelan dan produksi air liurnya berlebihan. Mengatasinya, dengan operasi. Biasanya kelainan ini harus dicurigai ada pada bayi bila ibunya dalam kehamilan mengalami polihidramnion atau air ketuban banyak atau yang orang bilang dengan hamil kembar air.

> Buang air besar dan buang air kecil
Sebenarnya, bayi di kandungan sudah makan dan ususnya sudah bisa membentuk yang namanya kotoran. Itu sebab, umumnya bayi baru lahir dalam waktu 24 jam sudah BAB dan BAK. Jika dalam waktu 48 jam tidak BAB/BAK, berarti ada yang tak beres.
Kalau tidak BAB, mungkin ada sumbatan di jalan ususnya hingga kotoran tak bisa keluar. Bisa karena memang jalannya buntu atau karena kotoran yang sudah terbentuk di kandungan begitu keras (mekonium plak). Untuk mengeluarkannya, kotoran ini harus distimulasi dan ini dilakukan di RS.
Pada tiga hari pertama, kotoran bayi masih berwarna hitam kehijauan. Tapi lama-lama warnanya berubah jadi kuning. Pada bayi yang mendapatkan ASI, frekuensi BAB-nya lebih sering. Dalam sehari bisa sampai 10 kali, tapi hanya sedikit-sedikit. Jadi, kita tak perlu bingung dan menganggapnya diare. Yang penting bukan frekuensinya, tapi konsistensinya. Jika konsistensinya berupa cairan dan jumlahnya banyak, berarti diare.
Kalau tidak BAK, biasanya karena bayi sakit berat (syok) hingga aliran darah ke ginjal kurang. Dalam keadaan syok, aliran darahnya diutamakan ke otak dan jantung hingga aliran darah yang ke ginjal kurang. Bayi akan lebih sering BAK jika ia memang banyak minum. Atau, bisa juga karena udara dingin membuatnya lebih sering BAK. Bisa 10-12 kali ganti popok dalam sehari. Jika sudah BAK, otomatis cairan tubuhnya berkurang dan bayi pun akan minta minum kembali. Jadi berikan saja, tak perlu pakai jam-jaman.

> Tangan dan kaki lebih sering menekuk
Ketika ditaruh dalam posisi telentang, biasanya tubuhnya tak lurus sama sekali, tapi menekuk di siku tangan dan lututnya. Tubuhnya pun lebih banyak bergerak. Posisi anggota gerak bayi normal ini, namanya fleksi. Mungkin posisi secara fisiologis ini seperti kala di kandungan, bayi dalam keadaan meringkuk.
Jadi, posisinya ini tak perlu dikhawatirkan, apalagi sampai membedongnya kuat-kuat dengan tujuan agar tubuhnya jadi lurus. Biarkan saja. Sebetulnya, bedong digunakan hanya agar bayi tak kedinginan.
Namun bila tubuhnya menekuk berlebihan, dalam arti menekuk sekali dan tampak kaku atau tak relaks, namanya spastis. Ini berarti ada saraf yang tak beres. Umumnya, setelah usia 5-6 bulan posisinya mulai tidur lurus. Tapi jika dari awal sudah lurus dan kaku, namanya ekstensi. Kemungkinan ada sesuatu di otaknya.

> Melihat ke atas
Bayi baru lahir cuma bisa membedakan terang dan gelap, ada sinar atau tidak. Fungsi penglihatannya belum sempurna. Jadi, jika bayi tampak seolah sering melihat ke atas, sebenarnya bukanlah demikian. Itu hanya reaksi karena ada sinar yang membuatnya silau dan matanya tampak bergerak-gerak. Mungkin karena ia melihat bayangan saja atau sesuatu seperti bayangan yang bergerak. Usia 2 bulan penglihatannya masih kabur dan buram, ia tahu hanya ada bayangan. Setelah 4 bulan, barulah penglihatannya lebih jelas.

> Perut sering tampak bergerak
Pernapasan bayi masih dominan dengan menggunakan otot perut. Itu sebab, otot perutnya akan bergerak. Setelah 6 bulan, pernapasannya berganti dengan otot dada. Maka itu, para ibu jangan memakaikan gurita/bedong pada bayinya. Sebab, pemakaian gurita/bedong tak hanya mengekang pergerakan dinding perut, tapi juga gerakan usus untuk mencerna makanan pun akan terganggu. Bahkan, makanan yang masuk bisa keluar alias muntah lagi. Bila khawatir si kecil kedinginan, sebaiknya jangan dibedong kuat-kuat, gunakan saja celana, popok dan kaos singlet. Biarkan bayi bernapas lega.

> Gumoh/muntah
Tak apa-apa bayi gumoh. Itu bagian dari refleksnya. Apalagi jarak antara kerongkongan dan jalan nasofaring ini pendek, hingga mudah terjadi gumoh. Gumoh pertanda bayi kebanyakan minum atau sudah kenyang. Lambung bayi itu kecil, jika makanan/minumannya terlalu banyak akan membuatnya gumoh.
Bila gumoh terus-terusan, kita tak boleh berpikir terlalu jelek seperti halnya muntah. Mungkin saja karena kita mencekoki si bayi susu terus. Apalagi kadang bila bayi menangis, umumnya ibu akan menjejalkan mulut si bayi dengan susu. Padahal, mungkin saja si bayi tak lapar, tapi pipis atau hanya ingin digendong. Tak apa-apa juga bila gumoh keluar lewat hidung, selama bayi tak tampak biru. Jika sampai biru dan tersedak, artinya sudah masuk ke jalan napas.
Kita harus bisa membedakan antara gumoh dan muntah. Gumoh keluar begitu saja dari mulut dan sedikit. Sedangkan muntah, ada tekanan negatif dari perut mendorong diafragma. Jika muntahnya hanya sekali, mungkin bisa dipikirkan kekenyangan. Tapi jika muntahnya lebih dari 3 kali atau setiap minum muntah, mungkin ada obstruksi/sumbatan, baik di sekitar lambung atau lebih ke bagian bawahnya. Jika demikian, harus dibawa ke dokter. Kalau ternyata ada obstruksi, harus dilakukan operasi.

> Tidur
Dalam sehari, bayi baru lahir bisa tidur sampai 18 jam. Bangunnya hanya untuk minum, lalu tidur lagi. Secara perlahan, makin usia bertambah, waktu tidurnya akan berkurang atau makin sedikit.
Bayi kalau perutnya kenyang, badan kering dan hangat, ia akan tidur. Kalau tidak, ia gelisah. Ada juga bayi-bayi yang susah tidurnya, berarti termasuk bayi rewel atau ada sesuatu yang dirasanya atau sakit. Lebih ekstremnya, jika bayi banyak tak tidurnya alias melotot terus, ia akan sangat aktif, bertemperamen tinggi, seperti mengamuk, dan sebagainya. Biasanya bayi seperti ini karena ada keracunan dari sang ibu, misal, ibunya pecandu narkoba. Harus ditangani dokter untuk pengobatannya.
Saat ditidurkan, sebaiknya bayi tak ditaruh telentang tapi menyamping agar jika muntah tak akan ditelannya. Bayi bisa memilih sendiri posisi tidurnya yang dirasakannya nyaman.

> Menguap
Normal, jika bayi sesekali menguap, bisa berarti ia mengantuk. Tapi, jika sebentar-sebentar menguap atau sering, bisa termasuk dalam salah satu sindrom keracunan obat-obatan, misal, dari ibu yang pecandu narkotika. Harus ditangani dokter untuk pengobatannya.
> Menggeliat
Menggeliat berarti menggerakkan otot-ototnya. Normal, kok, karena ia belum bisa tengkurap atau membalikkan badannya, maka gerakannya hanya sebatas menggeliat.
Bayi memang harus banyak bergerak. Di kandungan saja, bayi banyak menendang-nendang. Hanya, seberapa banyak/aktifnya bergerak, sangat individual sifatnya, entah bayi laki atau perempuan. Justru kalau bayi diam saja, harus dicurigai, berarti ada sesuatu atau sakit.
* Tersenyum
Orang tua dulu mengatakan, jika bayi tersenyum berarti sedang tersenyum dengan saudaranya atau malaikat. Sebenarnya, senyumnya itu tak berarti apa-apa. Apalagi bayi belum bisa melihat dengan jelas, masih berupa bayangan saja. Bayi tersenyum sekadar reaksinya menggerakkan otot-otot wajahnya.

Bayi Nyaman dengan kain gendongan

Sekarang sudah waktunya tidur, tapi bayi Anda tampaknya masih tak ingin terlelap. Meski Anda sudah berusaha membuainya dalam ayunan, ia tak kunjung tertidur dan masih terus asyik ‘mengoceh’. Wah, padahal mata Anda sudah ingin terpejam, dan tubuh Anda sudah ingin segera beristirahat.

Mengapa tak coba menggendongnya dalam pelukan, Ma? Bila Anda sudah lelah, kain gendongan akan membantu Anda menopang tubuh bayi dalam pelukan. Jangan takut ia ‘bau tangan’ nantinya, alias hanya mau tidur bila Anda gendong.

Menurut Martha Sears, R.N, perawat yang juga konsultan laktasi, menggendong bayi dalam kain gendongan akan membantunya melewati transisi dari keadaan terjaga dan mungkin dalam keadaan masih sangat terstimulasi, ke dalam keadaan tidur nyenyak.

Berjalanlah pelan-pelan saat menggendong bayi. Kontak fisik langsung dengan tubuh Anda akan membuatnya merasa tenang dan nyaman. Sepuluh menit menggendong bayi dengan kain gendongan untuk membuatnya terlelap, rata-rata setara dengan 45 menit membuai bayi dalam ayunan sampai ia tertidur.

Setelah ia terlelap, berjalanlah perlahan-lahan ke tempat tidur, lalu letakkan tubuhnya dengan hati-hati. Agar tidak terlalu mengejutkan baginya, tak usah menarik kain gendongan tapi tetap biarkan menyelimuti tubuhnya.

Pada saat Anda tidak terlalu lelah pun, kain gendongan bisa membantu Anda menyambi melakukan beberapa hal lain. Dan sementara itu, Anda tetap bisa menjaga berlangsungnya kontak fisik yang menenangkan bagi bayi Anda.

Ibu Sakit, Kapan Tidak Boleh Menyusui?


Jika Anda sedang sakit, coba perhatikan daftar berikut sehingga Anda tahu apakah boleh atau tidak boleh menyusui saat menderita sakit tersebut.

Teruskan Menyusui Bila Ibu Menderita:

1. Infeksi disebabkan oleh virus:
-Common cold. Gunakan masker sat menyusui.
-Diare. Cuci tangan ibu sebelum menyusui.
-DBD, Demam thypid.
-Cacar air, Herpes Zooster, Herpes Simpleks. Hindarkan bayi dari kontak langsung dengan ruam. Bila terdapat ruam pada payudara, perah ASI dan berikan pada bayi Anda.
-Hepatitis A, B, C
-Cytomegalovirus (CMV)
 2. Infeksi disebabkan oleh bakteri:
-TB. Ibu dapat meneruskan menyusui bila tidak dalam keadaan TB aktif atau telah diterapi selama 2 minggu.
-Mastitis.
-Infeksi Saluran Kencing.
-Diare
-Penyakit Menular Seksual (PMS): Klamidia, gonorre, sifilis.
3. infeksi lainnya:
-Malaria
-Vaginitis candida

Tidak dianjurkan menyusui bila ibu menderita
1. HIV/AIDS
2. HTLV (Human T Lymphotropic Virus).

Tip Pilih Gendongan Bayi

Pastikan gendongan yang Anda pilih aman, nyaman, multifungsi, mudah dipakai dan mudah ketika menyusui.
  1. Aman. Bentuk dan ukuran sesuai ukuran tubuh bayi Anda sehingga dapat menampung seluruh tubuhnya serta tidak membuatnya tenggelam di dalamnya. Bila dilengkapi dengan pengatur panjang dan pendek, pilih yang mengunci dengan kuat.
  2. Nyaman, untuk Anda maupun bayi. Pilih gendongan yang mampu membagi bobot bayi pada pinggang dan bahu Anda, bukan pada punggung dan leher karena akan membuat Anda cepat pegal.
  3. Multifungsi. Bisa menggendong bayi dalam posisi berbeda. Bayi rewel karena bosan dengan pandangan yang terbatas. Pilih juga gendongan yang dapat digunakan dari mulai lahir hingga bayi berumur 2 tahun.
  4. Mudah dipakai, baik saat mau menggendong, maupun ketika hendak meletakkan bayi Anda di tempat tidur.
  5. Mudah ketika menyusui. Anda tetap dapat menggendong bayi saat dia menyusu, tanpa harus menurunkannya dari gendongan.

Kiat-kiat agar Anak suka sayuran

Tidak sedikit kalangan ibu-ibu yang sering mengeluhkan anaknya tidak mau makan sayuran. Padahal banyak kandungan vitamin yang bermanfaat bagi pertumbuhannya.

Vitamin A yang terdapat pada wortel akan membantu kejernihan mata anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Lantas bagaimana agar anak-anak mau memakan sayuran?

Berikut ada beberapa kiat yang bisa Anda lakukan agar sang anak tertarik untuk menyantap sayuran.

1. Saat acara makan bersama tunjukkan minat orang tua terhadap sayuran. Ini sangat efektif karena anak cenderung akan meniru apa yang orang tuanya lakukan.

2. Tambahkan sayuran ke dalam makanan favorit anak Anda. Misalnya anak Anda sangat menyukai nasi goreng, maka tambahkan sayuran pada nasi goreng tersebut.

3. Ajak anak untuk berbelanja sayuran ke swalayan. Biarkan anak untuk memilih sayuran yang ia mau,biasanya hal demikian akan memudahkan anak untuk memakan sayur karena ia yang telah memilih apa yang akan dimakannya.

4. Campurkan kaldu pada sayuran agar dirasakan lebih gurih oleh anak.

5. Sekali-kali berikan motivasi melalui bacaan cerita atau dongeng yang mengisahkan tentang manfaat sayuran.

6. Libatkan anak saat memasak sayuran. Dengan suasana yang menyenangkan anak akan lebih bersemangat mencoba hal-hal yang baru di dapur, namun orang tua harus lebih mengawasinya agar tidak melakukan hal-hal yang membahayakannya selama di dapur.

7. Tetap bersabar jika anak tidak mau makan sayur, terus dicoba akan tetapi jangan memaksanya. Justru dengan semakin dipaksa, anak akan semakin menghindari sayur dan menjauhinya.

8. Variasi dalam memasak. Perlu disiasati pula dalam memasak sayuran agar anak tertarik untuk memakan sayuran. Misalnya Anda mencampurakannnya dengan telor dadar.

9. Kreatifitas menghiasi makanan anak dengan sayuran. Anda bisa membuat wajah di piring nasi goreng anak dengan mata dari kacang polong, rambut dari bayam, bibir dan hidung dari wortel, dan telinga dari bunga brokoli. Tentu hal ini akan menarik perahatian anak dan mereka terdorong untuk memakannya karena bentuknya yang lucu.

Minggu, 21 April 2013

Masalah Yang Muncul Selama Kehamilan


Selama kehamilan seorang wanita banyak mengalami perubahan terutama menyangkut hormon. Akan tetapi tidak semua wanita hamil mengalami keluhan yang sama. Masalah ringan yang sering dijumpai saat wanita hamil;

1. Sakit pinggang
Kemungkinan sakit pingang lebih terasa saat usia kehamilan semakin besar, di mana berat badan bayi akan menekan otot perut dan otot punggung. Keluhan ini lebih sering pada wanita dengan otot perut dan otot punggung yang lemah, sering membungkuk, atau wanita yang sering menggunakan sepatu bertumit tinggi.

2. Sulit buang air besar
Bagi wanita yang kurang aktif/gerak akan lebih banyak mengalami hal ini, disebabkan bayi menekan usus besar bagian bawah. Terlebih kurang minum air atau kurang mengkonsumsi makanan berserat. Adanya wasir juga bisa menjadi penyebab sulitnya buang air besar.

3. Kram / kejang otot
Kram adalah suatu keadaan di mana terjadi kejang otot mendadak. Terutama pada otot betis yang akan hilang setelah beberapa saat. Kemungkinan penyebabnya adalah kurangnya asupan vitamin dan mineral.

4. Nyeri di ulu hati
Rasa seperti terbakar pada dada bagian bawah atau perut bagian atas, hal ini disebabkan adanya aliran balik asam lambung ke kerongkongan. Dengan bertambahnya usia kehamilan, bayi akan mendesak lambung sehingga sering kali menyebabkan aliran balik asam lambung. Perasaan ini muncul jika anda membungku terlalu cepat setalah makan atau pada waktu bersendawa.

5. Mual dan muntah
Kurang lebih 1/3 dari wanita hamil tidak mengalami hal ini. Hanya beberapa wanita mengalami muntahmuntah yang berat, namun biasanya tidak lebih dari 3bulan kehamilannya. Pada beberapa wanita kadang-kadang mengalami muntah yang hebat sampai memerlukan perawaran dirumah sakit.

6. Wasir
Wasir atau hemeroid yaitu pembesaran vena (pembuluh balik) dalam rectum (usus besar) dan disekitar dubur (anus). Wasir kadang berdarah dan menimbulkan rasa sakit pada waktu buang air besar.

7. Sesak napas
Pada kehamilan lanjut, dapat terjadi sesak napas ringan karena bayi menekan paru-paru si ibu. Hal ini bisa diatasi dengan mengerjakan sesuatu secara perlahan-lahan dan berbaring dengan bantal yang agak tinggi. Sesak napas ini akan hilang pada beberapa minggu menjelang kelahiran di mana kepala bayi mulai masuk ke dalam rongga panggul.
8. Bengkak dikaki
Adanya sedikit pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki yang disebabkan oleh adanya penimbunan air pada wanita hamil adalah hal biasa. Keadaan ini akan hilang bila anda beristrahat 1 – 2hari dengan kaki ditinggikan. Konsultasikan dengan dokter jika bengkak semakin berat atau menetap, karena dikhawatirka adanya gangguan yang serius.

9. Infeks saluran kencing
Infeksi kandung kemih seringkali dialami wanita hamil. Salah satu penyebabnya adalah kebersihan yang tidak terjaga. Temui dokter anda bila timbul keluhan sering kencing atau urin keruh atau bercampur darah.
Infeksi kandung kemih yang tidak diobati secara benar dapat menyebabkan nfeksi pada ginjal dengan gejala-gejala demam, menggigil, sakit pinggan (didaerah ginjal), sering kencing disertai rasa sakit.

10. Keputihan
Dengan adanya perubahan hormonal pada kehamilan, jamur yang biasa terdapat pada sekitar kelamin akan berkembang biak lebih cepat dari biasanya. Hal ini akan menyebakan infeksi diliang senggama sehingga akan menghasilkan cairan putih, gatal dan perasaan panas disekitar vagina.

11. Varises
Merupakan pembesarn dari pembuluh darah balik biasanya di kaki, tetapi bisa juga terjadi di vagina atau di anus. Keadaan ini disebabkan oleh bertambahnya tekanan pembuluh darah balik pada daerah tubuh bagian bawah akibat tekanan dari janin.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2264794-masalah-masalah-ringan-selama-kehamilan/#ixzz1q36Fb3ec

Kurangi Stres Agar Bisa Cepat Hamil

Kurangi Stres Agar Bisa Cepat Hamil - Perempuan yang tengah berusaha untuk hamil biasanya disarankan mengurangi kegiatan dan jangan terlalu stres. Ini dia penjelasan mengapa stres bisa bikin perempuan susah hamil.

Selain bisa dijelaskan dengan alasan medis, kondisi ini juga turut dipengaruhi oleh faktor psikologis. Hal ini membuat orang yang jadwal kerjanya padat memiliki risiko lebih tinggi sulit hamil atau gangguan infertilitas.

Berikut ini hal-hal yang bisa menjelaskan kenapa perempuan yang stres bisa mempengaruhi kemampuannya untuk memiliki anak, seperti dikutip dari Boldsky, Jumat (27/7/2012) yaitu:

1. Ovulasi (masa subur)
Orang yang hidupnya sibuk dan stres akan membuat masa subur atau waktu ovulasinya berkurang dan bahkan jadi berhenti, sehingga membuatnya sulit untuk hamil. Salah satu indikator dari masa subur adalah melalui lendir di serviks, yaitu lendir meningkat saat mendekati ovulasi.

Tapi jika seseorang stres atau sibuk maka lendir dari serviks ini akan berkurang bahkan bisa jadi kering. Umumnya stres yang bisa mempengaruhi kesuburan adalah stres yang konstan. Untuk itu seseorang perlu menemukan cara agar stresnya berkurang sehingga masa suburnya kembali normal.

2. Siklus menstruasi
Gaya hidup dan stres bisa mempengaruhi siklus menstruasi menjadi tidak teratur, lambat laun kondisi ini akan mempengaruhi tingkat kesuburan yang dimilikinya. Ini karena sikus menstruasi yang sehat adalah salah satu indikator dari kemampuan perempuan untuk bisa hamil.

Jika memang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar diketahui penyebabnya seperti akibat penyakit tertentu atau akibat stres.

3. Hubungan antara pikiran dan badan
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres yang berlebihan secra langsung akan mempengaruhi otak, yaitu meningkatkan produksi hormon kortisol yang bisa mengganggu kemampuan reproduksi.

Selain itu otak juga menghasilkan molekul yang disebut neuropeptida sebagai respons dari stres emosional ini, dan molekul ini dapat merusak proses reproduksi. Jadi, cobalah menjadi bahagia dan mengembangkan hubungan yang sehat antara pikiran dan tubuh. - Kurangi Stres Agar Bisa Cepat Hamil.